10 KRITERI JADI GURU PROFESIONAL
Selain
rajin, disiplin, dan sabar, apa saja kriteria yang sebaiknya dimiliki oleh
seorang guru? Yuk, cek parameternya agar Bapak/Ibu menjadi teladan bagi siswa
sekaligus guru
profesional.
#1.
Adil
Jadilah
sosok pendidik yang obyektif, bukan subyektif. Adil di sini berarti Bapak/Ibu
tidak berpihak pada satu sisi atau kelompok tertentu. Jadi, harus mampu
menyikapi setiap siswa dengan karakter dan kemampuan yang beragam.
#2.
Terbuka
Selain
itu, keterbukaan juga merupakan kriteria yang sangat penting bagi guru.
Menerima kedatangan, pertanyaan, kritik, hingga masukan dari siswa. Untuk
memperbaiki karakter siswa, Bapak/Ibu terlebih dulu harus melakukan perbaikan.
Cobalah bersikap demokratis, tentu kelas akan jauh lebih menyenangkan.
Bukan
hanya sikap, namun juga pikiran. Dengan terus berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi, Bapak/Ibu harus bisa berpikiran terbuka. Ketimbang
mengotak-ngotakkan mana murid pintar, bodoh, dan sedang-sedang saja, alangkah baiknya
jika diubah sedikit cara berpikirnya. Setiap anak memiliki keunikan dan bisa
sukses di kemampuannya masing-masing. Ketika Bapak/Ibu berpikiran terbuka, maka
akan lebih mudah juga menyerap ilmu dari siapa pun, tanpa berpikir “Ah, saya
sudah tahu itu,”. Zaman sekarang, ilmu itu bisa dari siapa saja lho, termasuk
siswa di kelas.
#3.
Jadi Contoh
Selama
ini, metode pengajaran apa saja yang telah Bapak/Ibu terapkan? Kalau hanya
menyampaikan materi dengan ceramah panjang, rasanya tidak akan efektif. Pernah
dengar “masuk telinga kiri, keluar telinga kanan”, kan? Tentu Bapak/Ibu tidak
ingin hal demikian yang terjadi pada para peserta didik. Sebagai contoh
sederhana, misalnya ada sampah yang tidak pada tempatnya di dalam kelas.
Daripada hanya menegur “Jangan buang sampah sembarangan ya, anak-anak,”, akan
lebih baik jika Bapak/Ibu langsung mengambil sampah tersebut dan memasukkannya
dalam tempat sampah. Kemudian, ajak siswa bersama-sama membersihkan sambil
menghias kelas. Ingatkan siswa bahwa sebagai penghuni kelas, maka harus
bertanggungjawab atas semua yang dipakai, termasuk menjaga kebersihan dan
ketentraman kelas. Dengan Bapak/Ibu memberi contoh, siswa tentu perlahan-lahan
akan memiliki kesadaran untuk melakukan hal serupa. Hal ini juga akan
mendewasakan siswa lho.
#4.
Bijaksana
Menjadi
seorang guru, berarti harus bijaksana. Baik dalam mengambil keputusan,
menyikapi masalah, maupun bertindak. Kalau Bapak/Ibu mampu menjadi sosok
pendidik yang bijak, siswa tentu akan lebih respect. Pendidik yang
bijaksana tahu bagaimana melakukan pendekatan yang tepat terhadap peserta
didiknya.
#5.
Fleksibel
Well,
menjadi guru memang harus punya prinsip, baik dalam nilai-nilai maupun
pengetahuan. Namun, dalam menyampaikan prinsipnya, Bapak/Ibu sebaiknya
fleksibel. Fleksibel di sini maksudnya adalah tidak kaku dan mampu menyesuaikan
dengan kondisi, perkembangan, sifat, kemampuan, serta latar belakang siswa.
#6.
Peka
Bapak/Ibu
Guru harus bisa cepat mengerti, memahami, dan melihat dengan perasaan apa yang
terlihat pada siswa. Mulai dari ekspresi wajah, gerak-gerik, nada suara, dan
lainnya. Jadi, guru dapat segera memahami apa yang dialami oleh siswa. Tidak
hanya cepat memahami, tapi juga cepat tanggap untuk menanggulanginya.
#7.
Memahami proses
Dalam
belajar dan mengajar, maka terjadi sebuah proses. Nah, proses ini tidak selalu
mudah dilalui dengan cepat, bergantung pada individu masing-masing. Maka,
penting sekali bagi seorang guru untuk bisa memahami arti proses. Memilih untuk
menjadi guru tentu harus siap stok sabar yang banyak, bukan? Misalnya dalam
mengajar, jika siswa tidak mudah memahami, maka jangan langsung dimarahi. Coba
cek lagi, bagaimana karakter, tipe belajar, dan cara mengajar siswa tersebut.
Ketika
selesai mengajar, seringkali Bapak/Ibu kembali ke rumah dalam keadaan yang
sangat lelah. Tak terhindarkan juga rasa jenuh yang melanda ketika kehabisan
akal menghadapi para siswa. Ini hal yang manusiawi kok. Namun, bisa
diminimalisir jika Bapak/Ibu ingat betapa pentingnya sebuah proses. Jika merasa
masih gagal dalam mengajar, cobalah untuk tetap menghargai setiap usaha yang
telah dilakukan. Apabila hanya fokus pada kegagalan, maka akan memicu
kemalasan, dan motivasi mengajar pun ikut turun. Jadi, hargai proses dan
teruslah berinovasi.
#8.
Pengendalian diri
Menjadi
seorang guru yang akan jadi teladan siswanya, maka harus bisa mengendalikan
diri. Bapak/Ibu mampu memberikan pertimbangan rasional dalam memutuskan sesuatu
dan memecahkan masalah. Kemudian, dapat menjalin hubungan sosial yang wajar
dengan siswa, sesama guru, serta orangtua. Seorang guru yang profesional juga
artinya telah bisa mengendalikan emosinya. Tahu bagaimana, kapan, dan di mana
harus menyatakan emosinya.
#9.
Konsisten
Seorang
guru juga harus bersikap konsisten, tidak plin-plan. Kalau sedikit-sedikit
berubah, tentu akan berpengaruh pada tingkat respect siswa ke
gurunya. Coba Bapak/Ibu tegas dan berwibawa dengan menerapkan disiplin positif.
Kalau dari awal kesepakatannya A, maka seterusnya akan A, jangan tiba-tiba
berubah haluan menjadi B. Sewaktu-waktu mungkin saja ada perubahan, asal
disertai alasan yang masuk akal dan memberi manfaat bagi seluruh pihak.
Menjadi
seorang guru harus konsisten dalam mengajar. Guru yang profesional dan tidak
hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing,
mengarahkan, serta mengevaluasi siswa. Sebagai guru, Bapak/Ibu dituntut menjadi
sosok yang mampu menanamkan nilai-nilai terhadap siswa hingga mencapai
kedewasaan. Jadi, harus tinggi konsistensinya.
#10.
Memahami jiwa siswa
Seorang
guru itu layaknya dokter. Bagaimana dokter mengobati pasien yang sakit? Tentu
dokter tersebut harus paham jenis penyakit yang diderita beserta pengobatannya.
Nah, sama halnya dengan guru, mengobati jiwa siswa dan membentuk karakter baik.
Oleh karena itu, jadilah guru yang mengerti sifat dasar jiwa manusia,
kekurangan, serta cara menanganinya.
Seorang
guru ibarat seorang dokter. Untuk mengobati yang sakit, maka deperlukan dokter
yang mengerti jenis penyakit yang diderita serta cara-cara mengobatinya. Begitu
pula dengan seorang guru, dalam mengobati jiwa anak didiknya, membentuk akhlak
yang baik. Untuk itu dibutuhkan pendidik yang mengerti akan sifat dasar jiwa
manusia, kelemahan dan cara mengobatinya. Ibarat sakit, lebih baik
mencegah daripada mengobati. Jadi sebelum diobati hendaknya mencegah terjadinya
penyakit. Dalam hal ini adalah akhlak anak didik. Sebelum mereka tumbuh dewasa
dengan akhlak yang buruk maka sedini mungkin membentuk akhlak yang baik.
Nah,
demikianlah 10 kriteria yang harus dimiliki guru sebagai tenaga
pendidik. Happy teaching! :) (TN)
Sumber : Blog Ruangguru
No comments:
Post a Comment